Minggu, 26 September 2010

dongeng pak tua

senangnya bernostalgia
semangat yang begitu membara
hingga berani ku berlari menantang kuda


banting tulang di bawah langit yang menyengat terang
berpeluh keringat di tengah malam yang pekat
aku si anak muda!
tak lelah adalah resah
membatu kian gelisah
jangan tutup mataku, aku ingin terus maju!
jangan sumpal kupingku, aku berseru!
jangan bungkam mulutku, aku ingin terus tahu!
jangan pernah ikat kakiku, karena aku ingin terus melaju!
tegap, gagah, aku bangga mudaku

dialah pemuda dulu
dialah bongkok tua renta yang ada di hadapmu
dialah aku
yang hanya bisa melayang di kursi goyang
yang hanya bisa mengenang
walau jiwa masih membara tapi raga sudah tak bertenaga

gambar : http://img.yessy.com/349606644-20882b.jpg

Selasa, 14 September 2010

diary satu hari

dear diary,
ga nyangka halaman terakhir kamu tertanggal tepat 3 tahun yang lalu
maaf ya, aku ngelupain kamu gara2 tugas kuliah, hehe
ga kerasa juga udah selama itu pula aku ga berbagi cerita sama kamu
susah, sedih, senang, udah aku rasain gitu aja tanpa kamu tau
ga sengaja juga sih nemuin kamu
tapi gapapa kan kali ini aku mau cerita lagi?

dear diary,
bolehkan aku ngasih judul ke kamu di curhatan kali ini?
aku kasih judul cerita hari ini

"Tangis Bahagia dan Senyum Kecewa"
hari ini adalah hari wisudaku
saat dimana paling melegakan bagi para mahasiswa
saat (mungkin) paling bangga di seluruh hidupku
karena dengan ini aku bisa mulai menjalani hidup dengan menggantungkannya pada diriku sendiri
aku hanya bisa menangis tadi
toga menjadi saksi bisu bagaimana derasnya airmataku
teman2ku semua bertanya kenapa aku menangis sebegitu hebatnya
aku hanya bisa berkata "aku bahagia" pada saat itu
seperti yang kamu tahu aku adalah tipe orang yang jujur
dimana pada saat senang aku tertawa dan menangis dikala sedih
tapi tadi siang adalah berbeda
aku tidak bisa tertawa karena semua beban kuliahku kulepas semua melalui tangisanku
aku juga sangat senang dengan semua pengalaman di perguruan tinggi
teman2ku semua percaya padaku, karena kupancarkan sinar bahagia dalam mataku
dan mereka semua melihatnya, dan mereka juga paham karena mereka semua adalah teman baikku

namun, ketika aku mulai tersenyum mereka lebih heran lagi
bukan karena aku mulai menikmati rasa bahagia
tapi karena mereka merasakan suasana kesedihan dalam binar mataku dibalik senyumanku di bibir
ya, disitulah aku mulai menapaki puncak rasa kecewa
hasil kerja kerasku selama di bangku perguruan tinggi untuk benar-benar membanggakan ayah dan bunda
justru tidak disaksikan mereka
mereka yang justru bekerja banting tulang setiap hari demi anak2nya agar bisa menimba ilmu di pendidikan formal terbaik
mereka malah menjadi terlalu sibuk dan memang tanggung jawab mereka begitu besar
tanggung jawab yang berangkat dari jiwa sosial mereka juga yang tinggi
mereka kini masih di daerah Eropa Timur, dan aku tidak peduli nama negaranya apa
yang jelas mereka sedang mengurusi ratusan jiwa yang sedang kesulitan di daerah sana
hingga mereka pun terpaksa menunda menelponku (ini hanya dugaanku)
yah begitulah nasib jadi dokter yang banyak menemukan penemuan
kadang aku berharap bisa seperti mereka
namun bidangku berbeda jauh dengan mereka
aku lulusan sekolah seni, aku juga belum bisa berpikir bisa apa aku dengan karyaku agar bisa hidup bersosial seperti mereka
aku kini hanya masih mencoba mengerti terhadap mereka

*kutulis dalam tebalnya senyumku dan deras air mata





tertanda Yesika
 pada tanggal yang tidak ingin teringat

Kamis, 09 September 2010

halo hujan

 
the script - the man who can't move


 halo hujan
suasana alam dimana air terjatuh tapi bukan menangis
akulah manusia yang tidak menjatuhkan air mata tapi tetap menangis
belakangan kita sering berjumpa
tapi jarang kusambut kamu dengan suka
senang rasanya kamu bisa sedikit meramaikan dan menghangatkan telinga ini
walaupun kamu mendinginkan ujung kuku
dingin yang kamu bawa kadang kusikapi dengan semakin dinginnya hati
tapi kadang kamu kusikapi dengan menghangatkan dan menenteramkan

rintik itu indah
mengalunkan jeritan keluarkan semua yang patut ditertawakan
untuk kamu yang selalu melunturkan secercah terang bulan di beberapa malam
terima kasih padamu yang kadang menyamarkan tangisanku

halo hujan
aku terpaku, ingin bergerak tapi masih juga kaku
apakah kamu penghalangku untuk terus melangkah maju?
aku tertahan pada satu tempat perteduhan dimana sulit ku berpindah
ya di tempat ini aku mendapat teman bercerita
di malam hari dengannya aku masih saja bisa tertawa
bagai dicekoki minuman berkafein tinggi aku dapat terus terjaga
hingga pagi hari datang menyapa diselingi kabut dingin di udara
kantuk di siang hari selalu ku acuh dan ku lupa bukan berarti ku tak merasa
aku terlalu betah disini

hujan sedikit reda
bukan membuatku untuk sedikit lega
tapi untuk membawa ketidakpastian dalam puncak asa
aku selalu ingin disini, di tempat ku berada kini
tapi aku juga ingin beranjak mencari tempat perteduhan lain
bahagia disini selalu diiringi sakit dan derita

hujan, terima kasih kau mau datang
pelangi disana siap menjelang