Senin, 07 Maret 2011

Sebuah Kisah Botol Air Mineral

Hei kamu!
yang melihat padaku tajam
bukankah kamu tertarik padaku?
tertarik akan tubuhku yang berdiri tegap dan anggun melambai padamu
pilihlah aku!
pilihlah aku!
walau 1000 lainnya menggoda padamu
aku harap kamu memilihku dan membawaku bersamamu

saat kau memilihku
kau memegangku erat
apa kau takut kehilanganku?
apa yang membuat kau tertarik padaku
saat aku bersamamu aku yakin kau tidak melihat apa yang kumiliki dari tampak luar saja

senangnya aku bisa berjalan-jalan bersamamu
berlari di pagi hari, bersantai di taman, dan beristirahat di rumahmu


hei! apa yang kau lakukan?
kau menciumku!
andai ku bisa melepasmu dan menghindar dari bibirmu
tapi aku pasrah,
kau membuatku lemas dan tak berdaya
asalkan kau bahagia dan puas terhadapku

hei! tapi mengapa kini kau begitu sadis
kau menghisap semua jiwaku
kau menghabiskan semua isi ragaku
tak tersisa
bisa apa aku tanpa itu
betapa tega dirimu
kamu lebih mirip malaikat pencabut nyawa daripada manusia bagiku!

kini aku lemas tidak berdaya
aku kembali pasrah
saat hati manusia kau buat remuk secara konotasi
aku merasakan nyata pada tubuhku
tak berbentuk lagi

saat aku merasa istimewa
aku telah salah besar
kamu telah mencampakkanku
meninggalkanku bersama tumpukkan mirip diriku disini
di tempat bau dan busuk,
kambing hitam atas segala bencana air bah

http://bungcikal.files.wordpress.com/2010/03/botol-air-mineral.jpg

2 komentar: