Sabtu, 31 Juli 2010

sewaktu mulut berkata dan hati ingin bicara

"ga apa-apa kok, dia baik-baik aja"

berat sebenernya mau ngomong kalau dia divonis hidup cuma 2 minggu lagi sama dokter kemarin malam
-sebut saja orang yang sakit ini Elang-
Rio, adik Elang cuma bisa berkata gitu aja buat sahabat Elang yang bernama Ilo
adik Elang tau kalau Ilo pasti berat nerima fakta itu karena cuma Elang teman hidupnya
sejak kepergian ibunda Ilo dan ayahnya yang kabur entah kemana, hanya Elang yang bisa mendengar segala keluh kesah dari Ilo
semua kehidupan Ilo dibantu oleh Elang yang sebenarnya 1 bulan lagi ia akan merayakan ulang tahunnya yang ke 28, mulai dari mencarikan pekerjaan, hingga rela berbagi kamar kontrakannya yang tidak begitu besar saat mereka di Surabaya
mereka sebenarnya adalah teman satu SMA, tapi mereka tidak mengenal satu sama lain kala itu
karena Ilo memang anak yang introvert dan Elang adalah anak yang supel walaupun prestasi dan eksistensinya juga tidak terlalu menonjol
pertemuan mereka terjadi 7 tahun lalu, ketika Elang baru pulang dari wisuda bersama keluarganya menggunakan mobil menabrak Ilo yang tidak berhati-hati dalam menyebrang
dari sanalah semuanya berasal
Elang yang merasa mengenalnya dengan penuh tanggung jawab mengurusi biaya pengobatan Ilo
dari masa2 pengobatan itu Ilo sering bercerita mengenai hidupnya yang pahit

...
tapi kini semua begitu gelap bagi Ilo
teman, yang juga dianggap saudaranya itu mengalami koma dan luka parah
ketika 3 hari lalu Elang diserang segerombol anggota geng motor pada malam rabu pukul 19.00
ia tidak tahu harus berbuat apa, dan apa jadinya ia bila tanpa Elang

"udah, ga apa-apa kok mas, abang baik2 aja kok, tinggal menunggu pemulihan", putus Rio dalam kosongnya tatapan Ilo
dalam hati Rio ingin mengatakan yang sebenarnya, karena ia ingin Ilo lebih siap menghadapi kepergian Elang.
Rio pun sebenernya ga kuat untuk ngomong kebohongan kayak gitu
karena dalam keluarganya ia diajarkan untuk mengatakan segala yang benar walau itu pahit melebihi pahitnya darah manusia.
Rio hanya bisa memenuhi ruang tamu rumahnya dengan penyesalan di hadapan kosong tatapan dari Ilo

*_*_*

sepenggal cerita fiksi, dimana mulut dan hati kadang susah kompak
hati sebenernya ingin bicara, tapi semua berlalu tertiup kata2 yang keluar dari mulut kita gitu aja
kadang orang ingin nyatakan cinta
tapi tidak juga dengan kata-kata, 
mereka cuma bisa ngebuktiin dengan perilakunya dan hatinya
walau semua udah dilakukan tetep aja kalau belum ngomong yang sebenernya belum "sah" akan cintanya
dia pun akhirnya cuma bisa bohong dengan ngomong "ga kok, kamu kegeeran kali, haha" atau apapun yang lainnya lah
kadang orang ingin beropini dalam satu forum
dan dia ujung2nya cuma diem aja
karena dia ga yakin itu baik buat semuanya karena emang situasi dan kondisinya pelik

emang susah kalau kata sudah menjadi jubah dari apa yang lubuk hati ingin sanggah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar