Senin, 04 Oktober 2010

ayah yang mencuri

aku tak pernah bermimpi
singgahi jalan kenistaan
tapi aku pun tak mampu untuk sekedar sadar
aku ingin ini hanya angan
yang terisi tawa canda di baliknya

mataku selalu terbelalak
bila dapati ku sendiri sedang berprofesi
bukan semangat yang kudapat
hanya debar jantung yang meningkat
diiringi dendang lambung di setiap aksi

di perjalanan kereta
di dalam angkutan kota
menyusup di malam buta
karena aku juga malu jadi peminta

aku hina!
aku terpaksa bangga!
ini bukan sekedar untukku
dalam gubuk berjuluk istana
belahan hati dan buah hati setia menunggu
demi aku dan setiap hasil curianku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar